Madagaskar adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Benua Afrika. Pulau ini merupakan pulau terbesar k-4 di dunia. Meskipun secara geografis berdekatan dengan Afrika, namun secara sejarah geologi, biologi, dan demografi, Madagaskar berbeda dengan wilayah daratan utama benua Afrika. Secara geologi, Madagaskar berada pada lempeng yang terpisah dari benua utama Afrika. Akibat isolasi ratusan juta tahun, flora dan fauna di Madagaskar sangat khas dan banyak spesies endemik ditemukan di sana. Berikut hewan spesies endemik Pulau Madagaskar.
Baca Juga : 7 Hewan Asli Indonesia yang Dilindungi dan Hampir Punah
Daftar Isi
Giraffe Weevil
Girafee Weevil atau Kumbang Jerapah merupakan serangga yang hanya bisa ditemukan di Pulau Madagaskar. Kumbang dengan nama latin Trachelophorus giraffa ini mendapatkan julukannya karena lehernya yang sangat panjang. Fungsi dari lehernya yang panjang ini adalah untuk membangun sarang. Spesies ini baru ditemukan pada 2008 sehingga masih diteliti lebih lanjut.
Kumbang jantan memiliki leher 3 kali lebih panjang daripada kumbang betina. Oleh karena itu, leher tersebut juga digunakan oleh sang pejantan untuk berkompetisi dengan pejantan lain selama musim kawin. Ketika hendak bertelur, kumbang betina akan menggulung daun untuk menepatkan telurnya di daun tersebut agar tidak jatuh. Daun tersebut kemudian akan dimakan oleh larva yang baru menetas.
Panther Chameleon
Hewan unik endemik Madagaskar yang selanjutnya adalah Panther Chameleon atau Bunglon Macan. Panther Charmeleon memiliki nama latin Furcifer pardalis. Bunglon ini juga merupakan salah satu bunglon terbesar di dunia dengan panjangnya yang dapat mencapai 50 cm. Dengan ukuran tersebut, panjang bunglon ini dapat disandingkan dengan ukuran kucing rumahan.
Kulit bunglon ini pada umumnya berwarna oranye, biru, hijau, dan merah dengan garis dan bintik yang berbeda pada setiap bunglonnya. Sama seperti kebanyakan bunglon lainnya, bunglon ini juga dapat berubah warna. Perubahan warna pada kulit bunglon ini dipengaruhi oleh lokasi, suhu lingkungan, emosi, dan kesehatannya.
Sifaka Lemur
Satwa endemik Madagaskar yang selanjutnya adalah Sifaka Lemur. Terdapat lebih dari seratus spesies Sifaka di pulau ini. Lemur dari genus Propithecus ini merupakan primata sedang dengan ukuran 40-56 cm dan berat hingga 6 kilogram. Sebagian besar warna lemur ini memiliki penampilan warna hitam, emas, dan putih.
Seperti primata lain, Sifaka menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan. Kakinya yang kuat membuat mereka mudah berayun dan melompat dari satu cabang pohon ke cabang lainnya. Namun, hewan ini terancam punah karena kehilangan habitatnya.
Aye-aye
Aye-aye atau Daubentonia madagascariensis adalah primata nokturnal terbesar di dunia. Hewan ini memiliki warna coklat gelap dengan mata besar, telinga tegak, serta jarinya yang panjang dan ramping. Meskipun hewan ini tidak berbahaya, hewan ini sering diburu oleh manusia. Hal ini karena penampilan mereka yang menyeramkan, khususnya dengan perilakunya yang tidur di siang hari dan berburu pada malam hari.
Ketika sedang berburu, mereka dapat berbergian hingga 4 kilometer. Aye-aye memakan larva pengebor kayu yang dapat mereka temukan di dalam kayu berkat pendengarannya yang tajam. Kemudian mereka menggunakan jarinya untuk menggali dan mengeluarkan larva dari batang pohon. Mereka memenuhi kebutuhan nutrisi mereka dengan memakan buah dan nektar.
Indri
Nama hewan ini memang mirip dengan nama manusia. Indri atau Babakoto dalam bahasa lokal adalah spesies lemur terbesar yang tinggal di dalam hutan bagian timur Madagaskar. Panjang binatang ini sekitar 56-71 kg dengan berat mencapai 10 kilogram.
Hewan ini sering melakukan panggilan ke sesamanya dengan nada tinggi untuk berkomunikasi satu sama lain dengan jarak yang jauh. Indri (Indri indri) dapat bergerak lincah di pepohonan dan mampu melintasi jarak 10 meter dalam sekali lompatan. Sayangnya, hewan ini terancam punah dengan populasinya yang dibawah 10.000 ekor.
Satanic Leaf-Tailed Gecko
Meskipun memiliki nama yang menakutkan, Satanic Leaf-Tailed Gecko ini tidak seseram kedengarannya karena hanya berukuran sekitar 6,4 cm. Tokek dengan nama latin Uroplatus phantasticus ini merupakan hewan endemik Madagaskar timur. Penampilan tokek ini cukup unik dengan warna kecoklatan dan ekor yang terlihat seperti daun kering. Tokek ini merupakan hewan nokturnal dan beristirahat di dahan pohon pada siang hari.
Populasi tokek ini dianggap tidak terancam di habitat aslinya. Namun, karena banyaknya perburuan ilegal, para peneliti dan pecinta alam mulai melakukan konservasi untuk melindungi spesies ini. Tokek ini juga cukup populer sebagai hewan peliharaan meskipun persyaratan perawatannya yang unik membuatnya hanya cocok untuk pengasuh reptil tingkat lanjut.
Fossa
Fossa (Cryptoprocta ferox) adalah karnivora terbesar yang menghuni hutan Madagaskar. Panjang hewan ini mencapai 180 cm (termasuk ekor) dengan berat maksimal mencapai 10 kilogram. Cakarnya tajam dan giginya kuat bisa melumpuhkan mangsa dengan cepat. Meskipun penampilannya mirip dengan kucing besar, secara silsilah Fossa lebih dekat dengan luwak.
Fossa dibantu oleh ekornya yang panjang untuk menjaga keseimbangan pada saat melompat dan berlari. Mangsa favoritnya Fossa adalah lemur, ikan, burung, katak, dan kadal. Meskipun mereka berada di puncak rantai makanan dan tidak ada yang memangsa mereka, namun jumlah mereka di alam liar terus menurun.
Tomato Frog
Sesuai penampilannya yang berwarna oranye kemerahan, Katak Tomat atau Tomato Frog merupakan hewan endemik Madagaskar yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Anda dapat menemukan katak dengan genus Dyscophus ini di rawa, kolam dangkal, atau dalam hutan Madagaskar.
Kulit katak ini dapat menghasilkan cairan lengket dan kental untuk mencegah dari pemangsa alaminya yaitu ular. Meskipun cairannya tidak secara langsung beracun untuk manusia, cairan tersebut masih dapat menyebabkan alergi pada manusia. Saat mereka merasa takut, katak ini akan mengembang dan membuat dirinya terlihat lebih besar.
Blue Coua
Blue Coua (Coua caerulea) adalah salah satu dari sekian banyak burung endemik Madagaskar. Dengan warna biru yang mencolok membuat mereka dapat dengan mudah ditemukan di atas pohon. Burung ini memiliki panjang 43-59 cm dengan berat 235 gram. Anda bisa menjumpai burung ini di hutan Madagaskar bagian barat laut dan timur.
Karena warnanya yang mencolok juga, burung ini sering diburu oleh manusia. Dan karena mereka hanya bertelur 1 telur dalam satu periode, jumlah tersebut tidak dapat mengimbangi jumlah yang diburu oleh manusia setiap tahunnya.
Madagascar Pochard
Madagascar Pochard (Aythya innotata) adalah bebek paling langka di dunia. Seperti hewan di atas, bebek ini hanya dapat ditemukan di Madagaskar. Habitat mereka adalah rawa dan danau air tawar di Madagaskar. Spesies ini sempat dikira punah hingga pada tahun 2006, 20 ekor bebek ini ditemukan di Danau Mastsaborimena.
Setelah itu, peneliti dan pecinta lingkungan bekerja sama untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan. Hasilnya, pada tahun 2013, peneliti berhasil meningkatkan populasi menjadi 80 ekor. Meskipun ada kemajuan, jumlah ini masih tergolong sedikit dan terancam punah. Penyebab terancamnya spesies ini adalah karena adanya gangguan manusia dan kawin dengan spesies lain pada habitatnya. Tanpa adanya intervensi manusia, hewan ini akan punah dengan sendirinya.
Baca Juga : 7 Tanaman Asli Indonesia yang Hampir Punah