6 Hewan Ini Ditemukan Kembali Setelah Dikira Punah

Hewan Yang Dikira Punah

Banyak hewan di dunia ini yang keberadaannya terancam punah. Adanya perubahan iklim dan perburuan oleh manusia menjadi penyebab utama hewan-hewan terancam punah atau bahkan sudah punah. Tapi ada pula hewan-hewan yang diprediksi telah punah namun ditemukan kembali dalam kondisi hidup di tahun-tahun berikutnya.

Berikut merupakan hewan yang sempat dinyatakan punah kemudian ditemukan kembali.

Kadal TerorKadal Teror

Kadal dengan nama latin Phoboscincus bocourti ini dinamai kadal teror karena bentuknya yang besar dan mulutnya yang dipenuhi dengan gigi-gigi tajam. Ukuran tubuhnya yang mencapai 50 cm membuat kadal ini cukup mencolok dan mudah dikenali.

Kadal ini ditemukan pada tahun 1872 oleh ilmuwan asal Prancis Benjamin Balansa di Kaledonia Baru, kawasan pasifik. Anehnya, kadal itu adalah satu-satunya penemuan Kadal Teror di daerah tersebut. Para ilmuwan pun menganggap hewan tersebut telah punah. 

Hingga akhirnya pada tahun 2003, kadal ini ditemukan kembali oleh para ilmuwan. Penemuan yang berjarak 130 tahun ini memastikan bahwa satwa satu ini belum punah.

Tikus Gajah SomaliaTikus Gajah Somalia

Hewan yang juga dikenal Somali Sengi ini merupakan hewan seukuran tikus dengan hidung memanjang yang khas mirip gajah. Tapi tahukah Kamu hewan dengan nama latin Galegeeska revoilii ini terakhir terlihat hidup pada 50 tahun yang lalu sebelum akhirnya ditemukan kembali 2020 lalu.

Hewan tersebut ditemukan berkembang biak secara baik di Djibouti, negara di kawasan Tanduk Afrika. Sebelumnya, spesies ini disangka ilmuwan hanya hidup di Somalia.

Tikus Gajah sendiri memiliki sekitar 20 spesies di seluruh dunia. Namun spesies yang satu ini menjadi yang paling misterius dan ilmuwan di seluruh dunia yang memiliki 39 buah spesimennya.

Ikan CoelacanthIkan Coecalanth

Ikan yang beratnya mencapai 90 kilogram ini memang memiliki penampilan seperti ikan purba. Satwa ini sudah dianggap punah sejak 65 juta tahun lalu oleh para peneliti.

Hingga pada akhirnya pada tahun 1938, Coelacanth mendadak muncul terperangkap jaring nelayan di Afrika Selatan. 60 tahun kemudian ikan Coelacanth juga ditemukan di Sulawesi Utara. Ikan ini dianggap sebagai fosil hidup karena terakhir berevolusi 400 juta tahun lalu dan tidak ada kerabat dekatnya lagi yang masih hidup.

Pada masa ini Coelacanth hanya terdiri dari dua spesies di dalam genus Latimeria, yaitu coelacanth afrika (Latimeria chalumnae) yang ditemukan di dekat pesisir timur Afrika dan ikan raja laut (Latimeria menadoensis) yang berada di perairan sekitar utara pulau Sulawesi dan peraian Biak, Papua.

Burung Bayan MalamBurung Bayan Malam

Bayan Malam atau Pezoporus occidentalis adalah bayan ekor lebar berukuran kecil yang merupakan satwa endemik dari benua Australia. Burung ini terakhir terlihat pada tahun 1912. Setelah itu, hewan ini dinyatakan punah hingga ditemukan kembali pada tahun 1990. Sayangnya, burung tersebut tidak lama kemudian mati karena alasan yang tidak jelas.

Sekitar 23 tahun kemudian, Burung Bayan Malam Australia ditemukan kembali di tempat yang sama. Lokasi tersebut dirahasiakan oleh Pemerintah Australia agar burung ini bisa hidup di alam liar dengan tenang. Sangat sedikit orang yang pernah melihat burung ini dan lebih sedikit lagi orang yang beruntung mendokumentasikannya.

Burung TakaheBurung Takahe

Burung Takahe atau Porphyrio hochstetteri adalah burung yang tidak bisa terbang asli Selandia Baru. Hewan ini pertama ditemukan pada tahun1847 dan dinyatakan punah pada tahun 1898.

Kemudian pada tahun 1948 Geoffery Orbell memimpin ekspedisi Pegunungan Murchison di Fiordland dan menemukan Burung Takahe kembali. Burung Takahe terancam punah oleh iklim yang dingin serta persaingan makanan dengan rusa merah. Populasi burung ini pada tahun 2019 berjumlah 410 ekor dan bertambah 10 persen tiap tahunnya.

Solenodon KubaSolenodon Kuba

Solenodon Kuba memiliki nama latin Solenodon cubanus dan disebut Almiqui di Kuba. Hewan ini merupakan satwa endemik di Kuba. Solenodon memiliki air liur yang beracun. Solenodon telah hidup sejak ratusan juta tahun yang lalu dan berhasil bertahan hingga sekarang tanpa banyak berubah.

Spesies ini ditemukan pada tahun 1864 oleh penyelidik alam Jerman, Wilhelm Perters. Lalu, di tahun 1970-an, para ahli meyakini bahwa mamalia ini telah punah. Hilangnya habitat aslinya dan banyaknya predator seperti kucing dan anjing menjadi penyebab utama hewan ini menghilang.

Setelah puluha tahun dianggap punah, pada tahun 2003 para peneliti menemukan kembali hewan ini dan melakukan konservasi untuk melindungi hewan ini dari kepunahan.

 

Baca Juga : Penyebab Kucing Tidak Mau Makan dan Cara Mengatasinya

Pos Terbaru