Mitos di Jepang yang Masih Dipercaya Hingga Sekarang

Mitos di Jepang

Mitos di Jepang – Setiap daerah memiliki adat, tradisi, dan budaya uniknya masing-masing. Ketiga hal tersebut biasanya juga mempengaruhi adanya mitos yang muncul di daerah tersebut. Meskipun pada zaman sekarang teknologi sudah maju, banyak orang yang masih mempercayai keberadaan mitos-mitos tersebut. Salah satu masyarakat yang masih mempercayai keberadaan mitos tertentu adalah orang Jepang. Berikut beberapa mitos di Jepang yang masih dipercaya hingga sekarang.

Menggunting Kuku Malam Hari

Mitos Unik Memotong Kuku

Memotong kuku merupakan aktivitas biasa yang bisa kita lakukan kapanpun baik di siang hari maupun malam hari. Namun, menggunting kuku di Jepang tidak dianjurkan dilakukan sembarang waktu karena terkait dengan mitos yang sudah beredar di masyarakat Jepang.  Sebagian masyarakat Jepang meyakini bahwa memotong atau menggunting kuku tidak boleh dilakukan di malam hari.

Mereka percaya hal tersebut bisa membuat orang tersebut tiba-tiba meninggal. Larangan ini muncul karena orang-orang percaya jika roh jahat mulai muncul pada malam hari. Selain itu, orang juga percaya bahwa alat pemotong yang tajam seperti pisau atau gunting memiliki kekuatan spiritual yang dapat mengalirkan kejahatan. Padahal, mitos ini muncul karena orang zaman dahulu memotong kuku menggunakan pisau atau gunting sehingga berbahaya untuk dilakukan malam hari apalagi dengan minimnya penerangan.

Angka Sial

49

Jika kita sering mendengar angka 13 merupakan angka sial, maka angka tersebut justru dianggap biasa saja di Jepang. Hal ini karena angka sial di sana adalah angka 49. Angka 49 dianggap angka sial karena pelafalan angka 4 dan 9 yang mirip dengan kematian dan penderitaan.

Angka 4 dalam Bahasa Jepang memiliki lafal “shi” yang mirip dengan kata “shi-nu” yang berarti mati. Sementara itu, angka 9 disebut “ku/kyuu” yang dirasa mirip dengan kata “ku-rushi” yang berarti penderitaan. Oleh karena itu, angka 49 dianggap sebagai angka sial karena dimaknai sebagai angka yang lekat dengan penderitaan sampai mati.

Baca Juga : Mitos Unik di Indonesia yang Masih Dipercaya Hingga Sekarang

Menginjak Ujung Tikar/Tatami

Tatami

Tatami adalah jenis lantai tradisional mirip seperti tikar yang sering digunakan di rumah-rumah tradisional jepang. Tatami sering digunakan sebagai alas duduk di ruangan besar seperti di ruang keluarga, ruang untuk berdoa, hingga ruang makan. Jika Anda berkunjung ke rumah atau tempat yang menggunakan tatami, Anda tidak boleh menginjak ujung atau bagian samping dari tatami.

Hal ini karena menginjak ujung tatami dianggap tidak sopan dan akan membawa nasib buruk. Beberapa tatami juga memiliki ukiran lambang keluarga pada bagian sampingnya sehingga menginjaknya berarti “menginjak kepala orang tua atau leluhur”. Jika Anda melihat tikar atau tatami, sebaiknya melangkah dengan hati-hati dan masuklah ke area tatami melalui bagian tengah, bukan ujungnya.

Menyaksikan Gerhana Matahari Bersama

Gerhana Matahari

Dalam sebuah pernikahan, biasanya cincin digunakan sebagai mas kawin dan dipakai oleh kedua mempelai. Cincin juga merupakan simbol pernikahan itu sendiri karena benda tersebut tidak memiliki ujung . Filosofinya, pernikahan tersebut diharapkan langgeng dan terus bersemi tanpa batas waktu.

Orang Jepang juga meyakini hal ini dan mengaitkannya dengan gerhana matahari. Jika kita saksikan, gerhana matahari biasanya akan memunculkan cahaya serupa cincin di sekitarnya. Sebagian besar orang di Jepang percaya jika mereka menyaksikan gerhana matahari bersama pasangannya maka diyakini hubungan keduanya akan langgeng selamanya.

Menyembunyikan Jempol dari Mobil Jenazah

Mobil Jenazah

Jempol atau ibu jari dalam bahasa Jepang disebut “oyayubi” yang juga berarti “orang tua jari”. Ada mitos unik yang beredar di masyarakat Jepang bahwa mereka harus menyembunyikan jempolmu apabila melihat mobil jenazah. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka orang tuanya akan mati.

Mereka percaya arwah orang yang mati akan mendiami mobil jenazah tersebut dan akan masuk atau merasuki melalui sela-sela kuku apabila jempol tidak disembunyikan. Beberapa orang Jepang juga percaya mereka harus menyembunyikan jempol mereka ketika melalui atau pergi ke pemakaman.

Baca Juga : 7 Mitos Unik dari Negara Lain yang Masih Dipercaya

Menulis dengan Tinta Merah

Tinta Merah

Batu nisan di Jepang atau “bohi” ditandai dengan nama-nama anggota keluarga serta ditulis dengan tinta hitam dan  merah. Anggota keluarga yang sudah meninggal namanya akan ditulis dengan tinta hitam dan anggota keluarga yang masih hidup ditulis dengan tinta merah.

Meskipun begitu, jangan pernah menulis nama seseorang dengan menggunakan tinta merah di Jepang. Menulis nama seseorang dengan tinta merah dianggap hal yang buruk, tidak sopan, dan akan membawa kesialan. Hingga saat ini, mitos ini masih berlaku karena dikaitkan dengan etika sosial dan bisnis. Oleh karena itu, pastikan Anda tidak membawa tinta merah apabila pergi ke Jepang untuk menghindari hal tersebut.

Menggunakan Gunting

Gunting

Di Indonesia, ada mitos dimana ibu hamil dianjurkan untuk membawa gunting untuk menjauhkan dari gangguan jin dan makhluk halus lainnya. Sedangkan di Mesir, memainkan atau membuka dan menutup gunting tanpa memotong sesuatu merupakan hal yang buruk karena dianggap sedang memotong makhluk halus atau arwah.

Di Jepang juga terdapat mitos mengenai gunting meskipun mitosnya berbeda dengan yang ada di Indonesia dan Mesir. Gunting merupakan benda yang tidak boleh disentuh oleh orang yang sedang berkencan. Hal ini karena masyarakat Jepang percaya menggunakan gunting ketika sedang berkencan akan membuat si pemakai gunting kelak akan dicampakkan atau ditinggalkan tanpa sebab.

Pos Terbaru